Ntah apa namanya ini
Diriku kuhempaskan pada tempat tidurku, pikiranku kosong ntah menerawang kemana. Sesaat dirinya hadir pada pikiranku, namun pergi kembali. Hatiku kacau, tak ada yang bisa merasakannya kecuali diriku. Kuangkat telepon kamarku lalu bercerita kepada temanku, cukup menghibur namun tak tahu mengapa, diriku masih tak dapat tenang. Kucoba untuk mengalihkan pikiranku dengan membuka laptop, mencoba mencari teman dikesendirianku tapi tak ada yang bisa. Puluhan lagu yang kudengar pun tak dapat mengisi kesendirianku malam itu. Sepi, hampa…
Kucoba lalui malam itu dengan kesendirianku, tapi tak bisa, dia kembali menghubungiku. Tak bisa kufokuskan pikiranku malam itu, yang ada emosi semata. Setelah telepon itu berakhir kembali aku bergelut dengan perasaanku sendiri, kembali aku harus berjuang melawan sepinya malam itu, tanpa seseorang. Malam itu, kupaksakan diriku untuk tidur secepat mungkin.
Hari-hari berikutnya kulalui tanpa kejelasan. Yang jelas hatiku kosong, hampa, tak ada penghuninya. Ntah kapan penghuni lamanya akan kembali lagi, atau mungkin tidak akan kembali lagi. Diriku saat itu berjalan tanpa ada arah kemana. Aku hanya mengikuti kata-kata hatiku yang tak jelas arahnya. Hari demi hari yang terasa sepi mulai tak lagi, seiring teman-temanku yang goblok-goblok, konyol-konyol dan ya sudahlah… Tak baik kan klo terus menerus seperti ini…. Ku hanya bisa berharap hatiku bisa mencari penghuni lagi, ntah yang baru atau yang lama bisa mengisinya kembali…
Kucoba lalui malam itu dengan kesendirianku, tapi tak bisa, dia kembali menghubungiku. Tak bisa kufokuskan pikiranku malam itu, yang ada emosi semata. Setelah telepon itu berakhir kembali aku bergelut dengan perasaanku sendiri, kembali aku harus berjuang melawan sepinya malam itu, tanpa seseorang. Malam itu, kupaksakan diriku untuk tidur secepat mungkin.
Hari-hari berikutnya kulalui tanpa kejelasan. Yang jelas hatiku kosong, hampa, tak ada penghuninya. Ntah kapan penghuni lamanya akan kembali lagi, atau mungkin tidak akan kembali lagi. Diriku saat itu berjalan tanpa ada arah kemana. Aku hanya mengikuti kata-kata hatiku yang tak jelas arahnya. Hari demi hari yang terasa sepi mulai tak lagi, seiring teman-temanku yang goblok-goblok, konyol-konyol dan ya sudahlah… Tak baik kan klo terus menerus seperti ini…. Ku hanya bisa berharap hatiku bisa mencari penghuni lagi, ntah yang baru atau yang lama bisa mengisinya kembali…